Powered By Blogger

Tuesday, 26 January 2010

Rahasia Sound Bullet For My Valentine

Bullet For My Valentine (BFMV) adalah band metal asal wales, inggris yang sedang berkibar kencang di kancah musik cadas dunia saat ini. Album keduanya. 'Scream Aim Fire' (Jive/Zomba/SonyBMG) melesat langsung ke posisi keempat terlaris di Amerika sejak diliris menurut perhitungan Billboard Top 200. Sementara di negara lain, album yang di produseri Colin Richardson (Machine Head, Funeral For A Friend) tersebut berhasil masuk lima besar terlaris. Peringkat teratas di jepang, No. 3 di jerman dan Austria, No. 4 di Australia dan No. 5 di Inggris. Menyusul kesuksesan itu, BFMV telah melewati banyak tur konser bergengsi, mendampingi band-band besar macam Metallica, Guns 'N' Roses dan Rob Zombie.
Jika di bandingkan dengan album debut 'The Poison' (2005), Matthew "Matt" Tuck (vokal/gitar) dan Michael "Padge" Paget (gitar) menyebut garapan musik di 'Scream Aim Fire' (juga telah diliris di Indonesia oleh Sony BMG) jauh lebih uptempo dan agresif. "Karena kami ingin membuat (album) rekaman yang lebih keras, " tandas keduanya.
Saat ini, BFMV sedang sibuk-sibuknya menjalani tur promo untuk album 'Scream Aim Fire'. Di tur tersebut, Matt dan Padge memboyong instrumen andalan terbarunya masing-masing untuk memggeber lagu-lagu dari album 'The Poison' dan 'Scream Aim Fire'. Mau tahu apa saja yang mereka bawa? Berikut ulasannya :

Matt Tuck
Jaringan sound Matt Tuck terbilang sederhana. Dari gitar, ia langsung menghubungkannya lewat sinyal tanpa kabel (wireless) ke Sennheiser EW300. Setelah itu, sinyal di teruskan ke pedalboard yang berisi Boss TU-2 chromatic tuner, dua buah Boss NS-2 noise supressor, Ibanez TS-9 tube screamer, Morley Bad Horsie wah serta Peavey channel switcher untuk head ampli. Rangkaian stompbox tersebut langsung dihubungkan ke dua head ampli Peavey 6505 (satu untuk cadangan) yang kemudian disemburkan lewat dua cabinet Mesa Stiletto 4x12.
O ya, gitar yang paling sering dipakai Matt di panggung adalah Jackson Randy Rhoads RR1T berwarna hitam serta gitar cadangan Jackson RR1T USA Custom Shop (reverse headstock) berwarna paduan hitam dan putih. Kedua gitar tersebut memakai senar Rotosound (.010, .013, .017, .030, .042, .056) dengan tuning Drop D (turun satu nada) menjadi C-G-C-F-A-D.
Pickup kedua gitar tersebut menggunakan Seymour Duncan JB (bridge) dan Seymour Duncan Jazz (neck). Di beberapa kesempatan, Matt juga terlihat sering meraungkan Gibson Les Paul Raw Power Standard, gitar berpickup EMG yang paling sering dipakai saat rekaman album 'Scream Aim Fire'. Belakangan, Matt mulai memamerkan pula gitar signature modelnya yang menggunakan pickup Seymour Duncan Blackouts.
Saat beraksi di panggung, Matt selalu membiarkan pedal TS-9-nya dalam posisi hidup (on). Bahkan pada saat ia berpindah seperti yang pernah ia lakukan, tapi nyatanya sangat merepotkan. Kini, cukup dengan menginjak satu tombol di TC Electronic pedalboard, ia bisa mengaktifkan efek apa saja (tentunya telah terprogram sebelumnya) yang ia inginkan.
Cara kerja selengkapnya kira-kira begini. Sinyal dari gitar dikirim langsung ke EW300 yang ada di rak. Kemudian untuk mendapatkan sound yang diinginkannya, Padge mengoperasikan pedalboard TC Electronic G-System yang terhubung ke rak, di mana jaringannya juga telah terkait dengan TS-9 (loop send/return). Lalu ada pula kabel dari TC ke Sound Sculpture ABCadabra MIDI A/B switcher yang bertugas menghubungkan TC ke Ebtech Hum Eliinator. Ebecth sendiri juga dihubungkan ke ampli combo Roland JC-120 Jazz Chrous yang dipakai Padge untuk mendapatkan suara clean. Nah, proses perpindahan dari channel dirty sound ke clean tersebut dilakukan oleh Kev Papworth, teknisi Padge dengan menggunakan Roland MIDI foot controller (lewat jalur kabel MIDI) dari belakang panggung.
Selain itu Ebtech juga mengirim sinyal suara ke head Mesa/Boogie setelah sebelumnya melewati sebuah noise supressor (Boss NS-2). Dari head, sinyal suara permainan gitar Padge lantas dipancarkan melalui cabinet Mesa/Boogie 300-watt 4x12. Sekedar tambahan informasi, saat proses rekaman 'Scream Aim Fire', Padge juga menggunakan ampli Bogner (disamping Mesa/Boogie) untuk mendapatkan sound rythm yang diinginkannya.
Di atas panggung, Padge juga mengoprasikan sebuah chromatic tuner (Boss TU-2) dan Dunlop SW-95 Slash wah yang terhubung dengan EW300, namun pengaktifannya diprogram melalui TC Electronic yang ada di rak.
Sama halnya Matt, Padge juga kini lebih banyak menggeber gitar barunya, ESP Signature Model berwarna hitam di panggung. Sebagai cadangan dan untuk kepentingan di lagu tertentu, Padge juga membawa dua gitar sejenis dengan spesifikasi sama. Sama-sama menggunakan pickup EMG 81 (bridge) dan EMG 85 (neck) serta senar Rotosound berukuran persis sama dengan gitar Matt Tuck. Untuk tuning, Padge menggendorkan senarnya satu nada lebih rendah dari ukuran standar, menjadi D-G-C-F-A-D. Tapi satu gitar lagi menggunakan tuning yang berbeda, yakni Drop C (C-G-C-F-A-D), yang sepertinya di pakai saat menggeber lagu 'Waking the Demon' dan 'Hearts Burst Into Fire'.
Nah, sekarang kamu sudah tau 'jeroan' apa saja yang di bawa para gitaris Bullet For My Valentine ke panggung. Tinggal terserah kamu mau ditiru mentah-mentah atau menciptakan rangkaian baru yang mungkin terinspirasi dari jaringan sound mereka. Selamat bereksperimen!

Bisa juga di baca di Majalah GitarPlus edisi Juni 2008.

No comments:

Post a Comment