Powered By Blogger

Wednesday, 2 June 2010

Musik Zaman Barok (1600-1750)

Barok (Baroque) yang berarti aneh, sangat penuh dengan hiasan, rumit, berbelit-belit, berlebihan serta memenuhi tempat dan wadah, baik dengan tindakan, gerakan, bunyi, hiasan dan warna. Zaman Barok menandai akhir dari zaman Renaissance dan masuk kedalam zaman yang lebih bersifat feodal dan aristokratis. Zaman ini dimulai tahun 1600 dan diakhiri dengan tahun 1750 dengan wafatnya Johann Sebatian Bach, seorang komponis kenamaan zaman Barok (1685-1750).
Manusia dalam zaman Barok tidak hanya sekedar melihat kemanusiaannya serta keberadaanya secara seutuhnya sebagaimana dalam zaman Renaissance dengan humanism nya, manusia dalam zaman barok mulai memeprhatikan perasaan dan imaginasi (affectus dan fantasi), manusia dalam zaman barok tidak segan-segan untuk menggali kemanusiaan dan jiwa seni bahkan sampai memperluas realitas hidup. Oleh karena itu sifat kesenian dalam zaman ini seakan akan menampilkan sebuah ilusi total yang melebihi dari realita sesungguhnya (contoh altar gereja yang dihias sedemikan rupa rumitnya sehingga menyerupai surga yang terbuka, melebihi fungsi fungsionalnya sebagai meja/mezbah sederhana).
Masyarakat dalam zaman masih mempertahankan sistem feodalisme dengan strata sosial terurut demikan: Raja, Bangsawan, Rohaniwan (intelektual), penduduk kota (pedagang) dan petani. Kebanyakan karya seni baik seni rupa, seni lukis dan terutama juga seni musik menjadi kegemaran serta bagian kehidupan sosial bagi masyarakat barok khususnya Raja, Bangsawan dan Rohaniwan, sehingga banyak karya-karya seni terkenal meupakan persembahan dan pesanan bagi ketiga golongan utama dalam maysrakat barok. Kebanyakan Raja dan Bangsawan memerintah secara absolute. Selain aristokrat, gereja banyak menggunakan seni barok untuk membuat ibadat lebih atratktif, berkesan dan
surgawi. Bangsa eropa saat ini dibagi menjadi dua golongan: Umat Katolik dan Umat Protestan. Seniman-seniman yang terkenal pada zaman ini seperti: Rembrandt, Rubens dan Bernini.

Dalam seni musik, gaya barok berkembang dengan pesatnya tahun 1600-1750, dengan dua raksasa musik yang terkenal G.F. Handel dan Johann Sebastian Bach, musisi yang terkenal lainnya seperti Claudio Monteverdi, Henry Purcell, Arcangelo Corelli dan Antonio Vivaldi, walaupun terkenal di zamannya, tetapi tidak seterkenal lintas zaman seperti Bach dan Handel. Musik Barok dapat dibagi menjadi 3 bagian;
1. Musik Barok Awal (1580-1630)
2. Musik Barok Pertengahan (1630-1680)
3. Musik Barok Akhir (1680-1750)

Pada masa Barok awal kebanyakan komponis menyukai karakteristik homophonic dibandingkan dengan karakter poliphonik Renaissance, kebanyakan music hanya menggunakan satu melodi diiringi dengan iringan chord (Aria dan Recitative). Pada masa pertengahan musik barok bentuk musik baru mulai menjalar di eropa, tangga nada mayor dan minor menjadi dasar komposisi, dalam zaman ini mulai banyak komponis yang menggubah karya musik instrumentalia (tanpa vokal), banyak komposisi bagi instrumen tertentu, paling banyak adalah gubahan untuk biola, dalam periode ini. Diakhir zaman barok, poliphoni yang jauh lebih rumit menjadi kebanyakan pilihan para komponis, musik instrumen menjadi sama pentingnya dengan musik untuk vokal, kebanyakan musik barok yang diketemukan saat ini adalah, musik barok dari zaman akhir barok (1680-1750).

Karakteristik Musik Barok
Kesatuan Ekspresi Sebuah karya musik barok biasanya menyatakan satu ekspresi dasar, apabila sebuah karya diawali dengan ekspresi emosi yang gembira maka ekspresi musik ini akan tetap sampai akhir karya musik tersebut. Hal ini terutama dapat diketemukan dalam karya musik vokal. Perubahan ekspresi biasanya diikuti dengan perubahan musiknya juga (musik diakhiri dan dimulai lagi dengan ekspresi yang berbeda).

Ritme
Dalam musik Barok, ekspresi yang tetap biasanya disampaikan dengan pola ritme yang terus berlanjut dan cenderung diulang ulang. Ritme dan irama lebih ditekankan dibanding dalam musik renaissance. Melodi Melodi Barok cenderung menciptakan perasaan yang berkelanjutan, melodi tema akan diulang terus menerus dalam sebuah karya musik barok walaupun dalam bentuk yang bervariasi karakter melodi tema lagu tidaklah berubah banyak.

Dinamika
Dalam Musik Barok dinamika tidaklah berubah secara tiba tiba tetapi bertahap, tetapi walaupun demikian para penyanyi dan pemain instrumen dalam praktiknya kerap membuat perubahan yang cukup nyata guna mengekspresikan emosi dalam sebuah karya musik

Textur/Pola
Dalam masa akhir musik Barok, kebanyakan berupa musik musik Poliphony didalam pola musiknya. Pola poliphony yang terdapat dalam musik barok berbeda dengan textur poliphony dalam musik renaissance. Dalam musik barok terdapat satu atau dua melodi tema yang berkejar kejaran atau saling berdialog dengan satu sama lainnya, dalam hal ini biasanya bagian treble (sopran) berdialog dengan bagian bass, dan melodi utama keduanya diulang ulang, ini menjadi pola dasar poliphony yang digemari.

Barok biasa disebut dengan istilah Musik Kamar (Chamber Orchestra). Dalam sebuah orkes kamar biasa dibagi menjadi dua bagian pemusik: group besar dan group kecil. Paduan musik semacam ini biasa disebut dengan Concerto Grosso. Concerto Grosso adalah sebuah group kecil pemusik yang berperan sebagai Solis – bermain/berdialog musik dengan group besar pemusik yang
disebut Tutti (Bahasa Italia: Semua) dalam satu orkes kamar. Dialog antara Solis dan Tutti biasanya adalah dialog antara dua melodi tema yang dimainkan secara bergantian oleh kedua belah pihak
pemusik, tehnik permaian seperti ini dinamakan Bentuk Ritornello.

Fuga
Fuga adalah sebuah komposisi poliphony yang berdasarkan sebua tema melodi utama yang disebut sebagai Subyek. Dan dalam sebuah Fuga: Subyek akan diimitasikan oleh melodi-melodi lain (imitasi dari Subyek). Melodi-melodi lain ini disebut dengan Suara (Voices).

Opera
Walaupun dimulai pada zaman Renaissance, tetapi berkembang dengan pesatnya pada zaman barok. Opera dalam zaman barok adalah Drama yang dinyanyikan dengan iringan orkes. Sebuah opera dalam zaman ini merupakan kolaborasi antara dramawan dan komponis, dramawan opera disebut dengan istilah Librettist. Seorang Librettist akan membuat teks drama sesuai dengan musik yang digubah oleh komponis.

Sonata
Sonata adalah sebuah gubahan musik yang terdiri dari dua atau tiga bagian, masing masing dengan karakter dan tema yang berbeda. Komposisi ini untuk satu sampai delapan instrumen alat musik. Trio Sonata adalah sebuah sonata untuk tiga melodi: dua melodi tinggi (treble) dan satu basso continuo (bass). Treble bisa berupa biola, flute, oboe dll. dan basso continuo: cello atau viola di gamba (cello zaman barok) dengan harpsichord. Jadi trio sonata biasa di mainkan oleh empat alat musik.

Suita
Sebuah komposisi besar yang terdiri dari beberapa lagu dengan irama irama tertentu, lagu –lagu yang dipakai adalah lagu-lagu dansa yang mempunyai asal dari negara-negara yang berbeda-beda. Sebuah komposisi suita bisa digubah untuk sebuah orkes kamar, atau juga bisa digubah untuk satu alat musik. Contoh sebuah suita dengan lagu-lagu (dansa).

Cantata
Cantata merupakan sebuah karya yang dinyanyikan, (selalu menggunakan vokal), dan biasanya sebuah kantata adalah sebuah karya musik gerejawi. Sebuah cantata biasanya dinyanyikan dalam
ibadat gereja reformasi (Protestant). Sebuah cantata dalam zaman barok biasanya berdasarkan ayat-ayat dari Kitab Suci dan himne-himne jemaat. Sebuah cantata biasanya digubah untuk sebuah paduan suara, solis vokal , organ pipa dan orkes kamar.

Komponis-Komponis Zaman Barok:
1. Johann Sebastian Bach
2. George F. Handel
3. Henry Purcell
4. Antonio Vivaldi
5. Giovani Baptista Pergolesi
6. Jean P. Remeau
7. Johann G. Walther
8. Arcangelo Corelli
9. Claudio Monteverdi.

Musik Zaman Renaissance (1400/1450-1600)

Musik Renaissance adalah musik eropa barat yang berkembang pada abad ke 14 sampai abad 17 Masehi. Zaman Renaissance yang dalam bahasa Perancis berarti “kelahiran kembali” bermula di negara Italia diakhir abad pertengahan dan menjalar ke seluruh eropa. Zaman Renaissance berpusar kepada kebangkitan intelektual yang berdasarkan sumber-sumber klasik. Pada zaman ini kepausan dan para bangsawan menjadi pelindung dari kesenian dan juga politik negara, terdapat juga kebangkitan dalam seni rupa dan seni lukis serta pada zaman ini juga terjadi kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan.
Pada Zaman Renaissance terdapat berbagai usaha intelektual untuk menggali kemanusiaan secara seutuhnya dengan kemurnian awal yang menjadi titik ukur pengertian Humanisme awal dalam filsafat barat, humanisme juga melahirkan banyak keindahan artisitik seni yang tinggi dan terbuka. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi para seniman Renaissance yang terkenal seperti Leonardi Da Vinci, Michielangelo dan Raphaello.

Musik Renaissance
Dalam masa Renaissance sebagaimana dengan Zaman Abad Pertengahan, musik vokal dianggap jauh lebih penting dari musik Instrumental. Sebagaimana pada perkembangan filsafat dalam zaman ini, berkembang falsafah humanisme, maka interest humanistik juga terjadi dalam musik, sehingga terjadi hubungan yang erat antara kata-kata (lirik) dan vokal. Para komponis Renaissance membuat musik untuk menekankan arti dan emosi dari teks lagu. Seorang Musikolog Italia yang bernama Zarlino mengatakan “ ketika kata dari sebuah lirik lagu menyatakan: ratapan, kesakitan, patahy hati, erangan dan tangisan maka biarlah harmoni dari lagu tersebut penuh dengan kesedihan”.
Para Komposer Renaissance sering menggunakan lukisan kata-kata, yaitu sebuah representasi musik dari gambaran puitisasi tertentu. Contoh kata-kata puitis seperti “naik kesurga” biasanya akan diwakili dengan serangkaian notasi yang meninggi dst. Dalam musik gereja, alat musik yang masih terus dan diijinkan penggunaanya hanyalah organ pipa.

Karakteristik dan Texture dari Musik Renaissance
Textur dari musik Zaman renaissance yang terutama adalah perkembangan dengan pesat dari musik Poliphoni. Sebuah lagu Choral secara tipikal mempunyai empat, lima atau enam suara dengan interest melodi yang sejajar, masing-masing suara mempunyai tema melodi yang sama yang muncul bergantian sebagaimana musik jenis Kanon. Musik Renaissance lebih penuh dari musik abad pertengahan.  Dalam kebanyakan musik Renaissance penggunaan interval ketiga (terts) sebagai konsonan merupakan sebuah “idiom” atau kebiasaan musik yang digemari pada zaman awal renaissance. Idiom ini membuat musik renaissance terdengar santai karena stabil dan kaya dalam harmoni. Dalam zaman ini, Register Bass pertama kali digunakan, sebagai musik dasar dari sebuah lagu, dan kebanyakan Register Bass mempunyai range nada sebanyak 4 oktaf sehingga dapat menghasilkan harmoni yang kaya bagi lagu tersebut.
Musik Choral dalam masa Renaissance tidak memerlukan pengiring instrumental, sehingga kebanyakan ahli musik mengatakan bahwa zaman renaissance adalh zaman emas bagi Musik A Capella (musik tanpa iringan), walaupun demikian kadang penggunaan alat musik masih sering digunakan untuk mengiringi musik vokal., tetapi penggunaan instrumen musik dalam musik choral hanyalah untuk memperjelas garis vokal sehingga dapat mengisi kekosongan penyanyi yang kebetulan tidak datang. Tetapi iringan musik bagi musik vokal (choral) sangatlah jarang.

Musik Sakral
Dua bentuk utama dalam musik sakral adalah motet dan misa, keduanya hampir mirip dalam gaya, hanya saja misa adalah sebuah komposisi yang lebih panjang dibandingkan motet. Motet Renaissance adalah sebuah karya musik choral polyphoni yang terset kan sesuai dengan teks latin diluar ordinarium missa. Sedangkan Misa Renaissance adalah sebuag komposisi choral polyphoni yang terdiri dari lima bagian: Kyrie, Gloria, Credo, Sanctus dan Agnus Dei. Bentul musik sakral Renaissance yang lain adalah Madigrale Spirituale dan Laude, bentuk bentuk ini  kurang berkembang dibandingkan bentuk Motet dan Missa.

Tokoh-Tokoh Musik Sakral dari Zaman Renaissance adalah:
Josquin Desprez (1440-1521)
Giovani Perluigi Palestrina (1525-1594)
Johannes Ockeghem (1410-1497)

Musik Sekular
Selama zaman Reniassance musik sekular vokal sangatlah menjadi terkenal di seluruh Eropa Barat, musik disetkan kepada puisi/pantun dalam berbagai macam bahasa seperti: Italia, Perancis, Jerman, Spanyol, Belanda dan Inggris. Musik Sekular Renaissance biasa digubah untuk sebuah group vokal atau solo vokal dengan iringan satu atau lebih instrumen musik. Banyak komponis mengimitasi suara alam seperti kicauan burung atau teriakan serta pekikan Jenis musik yang terpenting dalam musik vokal zaman Renaissance adalah Madrigal, Madrigal adalah sebuah karya musik vokal untuk solo, atau beberapa suara solo (one voice per part, satu suara penyanyi untuk setiap bagian suara) yang di setkan untuk sebuah puisi kecil yang singkat biasanya tentang cinta. Seperti Motet, Madrigal menggunakan kombinasi antara poliphoni dan monophoni, tetapi tidak seperti motet, madrigal menggunakan lukisan kata-kata dan harmonisasi yang cukup berbeda dengan motet.
Seni Madrigal Renaissance bermula di Italia skitar tahin 1520-an ketika saat itu terjadi kebangkitan semngat sastra puisi dalam kesusastraan itali, saat itu untuk menunjang kebangkitan ini, dipublikasikan madrigal sebanyak ribuan dan kebanyakan dinyanyikan oleh golongan aristokrat dan bangsawan.

Musik Abad Pertengahan (450 M – 1450)

Musik abad ini bermula pada Gereja Roma Katolik di Barat (Eropa Barat). Musik ini digunakan dalam peribadatan terutama di Katedral dan biara, biasa dinyanyikan oleh para biarawan/wati. Musik Gereja Abad Pertengahan biasa disebut dengan istilah Musik Gregorian, yang bersifat plainchat (musik polos). Tidak diketahui secara pasti bagaimana menyanyikan musik ini, karena yang ada hanya dokumentasi musik tertulis mengenai musik abad pertengahan, kebanyakan dokumentasi masuk pada zaman abad pertengahan awal adalah untuk musik vokal. Sedikit saja manuskrip yang memberikan petunjuk penggunaan instrumen musik, hanya dari ilustrasi manuskrip serta lukisan-lukisan abad pertengahan yang memberikan petunjuk penggunaan instrumen musik dalam abad awal. 
Pada masa ini Gereja tidak mengijinkan penggunaan alat musik dalam ibadat karena pada awalnya penggunaan alat musik biasa digunakan oleh kaum penyembah berhala bagi ritus ibadat mereka bagi para dewa. Baru setelah tahun 1100 instrumen musik mulai diperbolehkan penggunaannya dalam gereja: Orgel Pipa. Pada masa ini musik biasa terbagi dalam dua pembagian: Musik Sakral dan Musik Sekular. Pada masa ini terdapat sebuah perkembangan budaya Gereja Barat yang disebut dengan budaya Gothik. dimana berkembang dengan pembangunan katedral-katedral bergaya Gothik.  
Dalam perkembangannya kota pada abad pertengahan selalu berkembang dari biara/gereja. Pembangunan kota biasanya selalu mengelilingi gereja/biara sebagai pusatnya, para biarawan/wati selalu dianggap sebagai kaum intelektual, sebagai mereka yang menyalin (melek huruf) Kitab Suci, menjadi suatu kelaziman untuk mendapatkan pembangunan sekolah dan universitas dilakukan oleh penduduk biara atau melekat dengan kegiatan hidup membiara di abad pertengahan. Pada masa ini terdapat tiga kelas sosial yang menjadi tatanan hidup khususnya bangsa eropa barat di zaman abad pertengahan: Kaum Bangsawan, Kaum Rohaniwan/wati dan Kaum Petani/Pedagang.

Musik Sakral
Pada masa ini musik sakral biasa disebut juga dengan istilah musik Plainchant atau musik lagu polos, yaitu musik vokal monofoni dengan syair bahasa latin yang dinyanyikan tanpa iringan. Musik plainchant ini digunakan bagi beribadat baik dalam misa ataupun ibadat harian (ofisi). Musik plainchant disebut juga Musik Gregorian, berdasarkan nama dari tokoh musik plainchant yang terkemuka yaitu St. Gregorius Agung yang bertahkta sebagai Paus  Roma dari tahun 590-604 Masehi. Musik Gregorian tadinya merupakan sebuah tradisi oral yang pada akhirnya di dokuemntasikan dengan menggunakan notasi awal. Karakteristik dari musik gregorian adalah : Non Metrikal (tidak berbirama) dan memakai Tangga Nada Gerejawi. Karakteristik musik plainchant ada yang Resitatif (sederhana) ada juga yang Melismatis (rumit) ada juga yang merupakan kombinasi dari keduanya. Sebagai contoh jelas mengenai karakteristik musik plain chant, nyata dalam penggunaannya dalam ibadat: musik untuk misa biasanya lebih rumit dibandingkan musik untuk ibadat harian. Tangga
nada gerejawi atau modus gerejawi: Doris, Frigis, Lydis, Mixolydis.


Musik Sekuler
Seperti dengan musik sakral, musik sekuler juga berkembang pada mulanya secara tradisi oral, yang menjadi musik populer, yang syairnya ditulis oleh penyair musik. Di Perancis Selatan dengan istilah Troubadours, di Perancis Utara dengan istilah Trouvers dan Minnesinger di Jerman dan Austria Isi dari musik-musik populer dari jaman ini biasanya bertemakan kepahlawanan atau perjuangan sebagaimana pada masa ini terdapat banyak perang-perang terutama perang salib, tema lain yang disukai adalah tentang cinta atau romantisme, biasa berupa pujian atau keluhan dari kekasih kepada pasangannya, tema lain yang cukup berkembang lainnya adalah Lamentatio atau sebuah kidung ratapan mengenai kematian dari bangsawan atau orang yang disegani atau dikasihi. Contoh jenis musik sekuler dalam masa ini: Alba (nyanyian pagi), Pastourelle (nyanyian gembala) dan
Estampie (musik dansa)

Perkembangan Musik Monofoni (Perkembangan menuju musik Polifoni)
Musik pada zaman ini bermula dalam bentuk yang sederhana dan pada akhirnya mulai terjadi sebuah evolusi pergeseran dengan menambahkan melodi lain kepada bentuk monofoni yang sudah ada, hal ini membuat musik monofoni berkembang menjadi bentuk musik polifoni. Bentuk awal musik polifoni dalam zaman abad pertengahan adalah: musik organum. Musik organum adalah terdiri dari melodi plainchant yang ditambahkan rangkaian nada lain yang dibunyikan pada waktu yang bersamaan. Jenis musik ini berkembang di Katedral Notre Dame, Paris, Perancis yang dibangun tahun 1163-1235, tipe karakteristik polifoni yang dihasilkan masilah sangant sederhana.

Tokoh-Tokoh Penting Musik Abad Pertengahan

St.Gregorius Agung (590-604)
St.Hildegard dari Bingen (1098-1179)
Guillaume de Machaut (1300-1377)
Francesco Landini (?-1397)